IMPLEMENTING TOTAL
QUALITY MANAGEMENT
(Menerapkan Manajemen
Mutu Terpadu)
I.
Isi Ringkas Buku
1.1.
Manajemen Mutu
Terpadu-Suatu Revolusi Mutu
Mutu
adalah salah satu pokok masalah yang
sering salah dipahami dalam bisnis saat ini. Mutu tampil menjadi konsep yang
sangat sulit untuk dipahami dan hampir tidak mungkin
ditangani. Setelah perang dunia kedua, industri pabrikasi mulai
mengembangkan akan nilai khusus. Industri pabrikasi mengambil
akan pemahaman mutu sebagai penyesuaian terhadap produk apakah permintaan
spesifikasi pelanggan yang dipuaskan. Kendali mutu adalah sebuah sistem
kegiatan yang direncanakan untuk menilai mutu produk atau jasa yang dipasok
kepada pelanggan. Dan jaminan mutu adalah system manajemen yang direncanakan
untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap. Standar sistem
manajemen mutu telah dikembangkan di Inggris dan di Negara lain untuk
memberikan dasar tujuan menilai dasar sebuah kemampuan perusahaan. Sistem
manajemen mutu adalah system manajemen formal yang menentukan lingkungan mutu
dalam sebuah bisnis.[1]
Realisasi
penerapan disiplin mutu terhadap semua kegiatan akan kelihatan hasilnya didalam
perusahaan yang lebih efisien dan bersaing kearah manajemen mutu. TQM (Total
Quality Management) membutuhkan bagaimana perubahan tentang bagaimana sebuah
perusaan melakukan kegiatanya. TQM membutuhkan perubahan dasar falsafah dari
setiap orang dalam perusahaan akan manajemen. Kemampuan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pelanggan eksternal yang bersandar pada serangkaian hubungan
internal antara pemasok pelanggan-pelanggan yang sering rumit. Oleh karena itu
TQM melibatkan pelanggan internal memastikan pelanggan eksternal hanya menerima
barang atau jasa yang sesuai. Mutu terpadu mengarahkan perusahan kepada sikap
yang baru, yang melibatkan setiap oranng dan mempengaruhi kinerja bisnis secara
keseluruhan.[2]
1.2.
Kenalilah Pelanggan Anda
Berbicara
tentang pelanggan ada dua yang menjadi kategori akan pelanggan yaitu:
1.
Pelanggan
eksternal adalah pelanggan-pelanggan yang membayar akan tagihan, majunya bisnis
tergantung seberapa besar untuk memenuhi akan kebutuhan pelanggan eksternal.
2.
Pelanggan
internal, setiap akan transaksi didalam perusahan besar merupakan
hasil dari sejumlah hubungan-internal. Hanya dengan memuaskan
kebutuhan-kebutuhan internal untuk setiap proses maka kebutuhan pelanggan
eksternal dapat dipenuhi.
1.3.
Biaya Mutu
Biaya
mutu adalah semua biaya yang ditimbulkan oleh bisnis untuk memastikan bahwa
jumlah keseluruh layanan yang disediakan bagi pelanggan sesuai dengan tuntutan
mereka. Tujuan dari program perbaikan mutu
adalah mengembangkan pendekatan guna memastikan bahwa barang dan jasa
dihasilkan hanya untuk memenuhi pelanggan dengan biaya serendah-rendahnya.
Kesadaran akan biaya-biaya yang terkait dengan kesalahan-kesalahan, dimana
biaya-biaya mutu penting berdasarkan sejumlah alasan yang dapat diutarakan seperti
berikut[3]:
1.
Biaya-biaya
sering kali berjumlah besar.
2.
Besarnya
biaya-biaya dan dimana biaya-biaya itu terjadi tidak diketahui
oleh kebanyakan bisnis.
3.
Sebagian
besar biaya dikaitkan dengan kegagalan dan kegiatan penilaian.
4.
Besarnya
biaya akan kegagalan dan kegiatan penilaian. Karenaa metode penilaian tanpa
dihindari luput menilai sesuai sejumlah kegagalan.
Biaya-biaya
pada ketidaksesuaian dapat timbul pada setiap bagian, untuk itulah yang menjadi
tujuan akan TQM adalah memperbaiki mutu dengan menghapus ketidaksesuaian dalam
setiap kegiatan perusahaan. Pada tahap-tahap awal mutu terpadu sering
difokuskan pada bagaimana melakukan semua kegiatan dengan benar sejak pertama
sekali. Biaya-biaya memang tidak terlepas dari produk dan jasa akan pelanggan.
Didalam pasar saat ini perusahan-perusahan
perlu secara terus
menerus menyediakan bagi para pelangganya apa yang mereka harapkan.
Pada dasarnya perusahan-perusahan menerapkan beberapa unsure yang
membentuk TQM, tetapi banyak juga perusahan yang mempunyai ruang untuk
melakukan perbaikan, dan dapat dilakukan dengan cara[4]:
1. Memperbaiki daya saing
dan profitabilitas.
2. Meningkatkan kepuasan
akan pelanggan.
3. Menurunkan biaya ketidak
sesuaian.
4. Meningkatkan daya dorong
minat pegawai.
Alasan
mengapa biaya mutu perlu diukur adalah biaya-biaya
tersebut besar sekali, tidak dikenal, dan dapat mempunyai dampak sangat berarti
terhadap profitabilitas
dan kepuasan para pelanggan. Biaya-biaya ketidaksesuaian adalah semua biaya
yang timbul karena terjadinya kegagalan-kegagalan. Bila terjadi kegagalan,
tidak akan perlu mengadakan penilaiaan dan pembetulan kegiatan analisi fungsi [5]
1.4.
Standar-Standar Sistem
Manajemen Mutu
1.
Tujuan analisis fungsi
Berbicara
tentang mutu didorong karena kebutuhan akan pelanggan. Analisis fungsi menjadi tonggak penentu program
yang berhasil akan perbaikan mutu secara berkesinambungan. Analisis fungsi
mencapai tujuanya dengan mengidentifikasi[6]:
1.
Tujuan
bisnis secara keseluruhan yang berkaitan dengan upaya memuaskan kebutuhan
pelanggan eksternal.
2.
Tujuan
setiap departemen bisnis berkaitan dengan upaya memuaskan akan
kebutuhan-kebutuhan eksternal dan internal.
3.
Apakah
departemen mencapai tujuan-tujuan mereka dengan biaya efektif atau tidak.
4.
Biaya-biaya
ynag berhubungan dengan setiap kegagalan supaya dapat berjalan dengan efisien.
5.
Bagian
untuk menerapkan
tindakan perbaikan.
2.
Manfaat Analisis Fungsi
Analisi
fungsi memperoleh manfaat yang besar untuk bisnis secara keseluruhan misalnya[7]:
1. Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan pelanggan eksternal dan memusatkan semua kegiatan menuju
pemenuhan kebutuhan.
2. Menetapkan
tujuan dan maksud bisnis secara keseluruhan
3. Pelanggan internal dan
eksternal secara kebutuhanya diidentifikasi untuk setiap kegiatan yang penting.
4. Biaya-biaya untuk
kegiatan-kegiatan yang penting pada setiap departemen dikumpulkan.
5. Bagian-bagian yang
memerlukan perbaikan dapat ditentukan, yang kemudian dapat diukur.
6. Setiap orang memahami
dan mengerti akan tujuan bisnis secara lebih baik.
7. Setiap orang memahami
bagaimana keluarnya digunakan oleh para pelanggan mereka.
1.5.
Standar Sistem Manajemen
Mutu
Sistem
manajemen mutu (Quality Management System- QMS) yang efektif merupakan susunan
kerangka utama bagi mutu terpadu. Suatu QMS tradisional secara umum tidak
mencakup kegiatan layanan dan tata usaha seperti keuangan atau personalia.
Sejumlah standar sistem mutu telah dikembangkan untuk menjelaskan
kebutuhan-kebutuhan sebuah QMS yang efektif. Penggunaan standar sistem
mutu resmi untuk mengawasi mutu produk dengan cepat membayar ke industri. Setelah manfaat sistem
mutu menjadi jelas, baik bagi pelanggan maupun bagi pemasok kebutuhanakan
sebuah standar sistem
mutu yang dapat digunakan oleh
industri
secara umum mulai
disadari.[8]
Manfaat
sistem
manajemen mutu (QMS) yang sah memberikan jaminan bagi pelanggan bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu
menyediakan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan. Manfaat QMS yang efektif
bayak sekali tapi hal tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusaan. Dan
dalam hal ini akan diutarakan manfaat QMS yang efektif yang telah
dipertimbangkan[9]:
1. Pelanggan-pelanggan yang
puas dan setia karena barang dan jasa selalu diproduksi sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan.
2. Biaya-biaya operasional
yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan
sebagai hasil dari penghapusan akan ketidak sesuaian.
3. Daya-saing dan
profitablitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang.
4. Semangat pegawai
ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisisen.
Tanggung
jawab manajemen adalah bahwa mutu ditangani dengan sungguh-sungguh oleh semua
anggota dalam organisasi. Kebijakan mutu menentukan tujuan-tujuan mutu bagi
semua pegawai dan membantu menjabarkan akan tanggung jawab manajemen yang
berpengalaman terhadap mutu. Untuk memastikan
QMS akan tujuan yang efektif diterapkan, ketika mempertimbangkan apa
yang diperlukan organisasi untuk menjamin mutu, dan kegiatan pemantau lainnya
yang diperlukan serta memastikan tenaga kerja yang terlatih dengan jumlah yang
cukup. Manajer tersebut harus memiliki kebebasan yang cukup
untuk melaksanakan tugas tanpa bertentangan dengan tanggung jawab yang lain.
Dan kegiatan-kegiatan yang akan diawasi oleh sistem
itu dirinci didalam bagian-bagian standar yang selanjutnya.[10]
1.6.
Perbaikan Mutu yang
Berkesinambungan
Tujuan
Perbaikan Mutu secara berkesinambungan adalah memperbaiki mutu dengan
menghilangkan ketidaksesuaian dalam setiap kegiatan di seluruh perusahaan.
Manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan dari penerapan Program Perbaikan
Mutu yang besar meliputi[11]:
1.
Kepuasan
pelanggan meningkat
2.
Penghapusan
kesalahan dan pemborosan
3.
Penurunan
dalam biaya operasi atau kegiatan
4.
Peningkatan
semangat dan tanggungjawab para pegawai
5.
Peningkatan
daya saing
6.
Daya
tahan hidup perusahaan yang sebenarnya dipertaruhkan.
Penerapan
suatu Program perbaikan mutu, bagaimanapun juga bukan merupakan satu langkah
ringan yang harus ditanggung. Penerapan ini menuntut tanggung jawab mutlak dari
setiap orang, mulai dari manajer senior, bila ingin hal ini berhasil.
Seringkali untuk itu diperlukan suatu perubahan di dalam budaya perusahaan dan
suatu pemikiran ulang radikal tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Tanggung jawab manajemen senior merupakan faktor paling penting dalam memberi
keyakinan keberhasilan program, dan juga merupakan hal yang paling sulit
dicapai. Tidak ada metode yang mudah untuk mencapai komitmen ini. Diperlukan
perhatian tetap secara terus- menerus, pengaruh dan bukti- bukti kuat tentang
adanya manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan dari Perbaikan Mutu.
Perhatian yang kurang terhadap pemenuhan kebutuhan- kebutuhan pelanggan
secara konsisten seringkali mengakibatkan kegagalan di dalam bisnis. Mutu
Terpadu adalah satu- satunya penolong untuk dapat mempertahankan hidup.[12]
Apapun
metodologi yang digunakan dalan Perbaikan Mutu, namun terdapat sejumlah
langkah- langkah kunci yang harus dicakup oleh setiap Program untuk Perbaikan
Mutu, yaitu[13]:
1.
Perencanaan untuk
Perbaikan Mutu
Tahap
ini merupakan kunci ke arah keberhasilan setiap Program Perbaikan Mutu. Tujuan-
tujuan tahap ini adalah untuk:
a.
Memastikan
tanggung jawab manajemen senior aktif terhadap perbaikan mutu yang berkesinambungan.
b.
Menentukan
cara- cara Penerapan Perbaikan Mutu yang paling sesuai di dalam organisasi
c.
Mengembangkan
sebuah rencana rinci untuk mengarahkan Penerapan Perbaikan Mutu.
2.
Memahami Pelanggan
Perusahaan-
perusahaan hanya hidup karena mereka melayani kebutuhan pelanggan mereka.
Perbaikan mutu adalah tentang memperbaiki kemampuan sebuah bisnis untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Agar dapat memeprbaiki mutu, penting sekali untuk:
a.
Memahami
pelanggan- pelanggan eksternal, kebutuhan-kebutuhan mereka dan bagaimana
sempurnanya kebutuhan tersebut terpenuhi.
b.
Mengidentifikasi
bagaiman proses kerja di dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
eksternal itu. Hanya dengan memperbaiki kinerja proses ini sebuah bisnis dapat
memenuhi kebutuhan para pelanggan eksternal mereka lebih baik, dengan biaya
serendah mungkin.
3.
Memahami biaya- biaya
mutu
Biaya-
biaya ketidaksesuaian timbul karena hal- hal yang berjalan salah. Kegiatan-
kegiatan yang mendorong biaya mutu tinggi tidak memuaskan kebutuhan para
pelanggan atau bekerja tidak efisien. Oleh karena itu penting sekali bahwa
Progran Perbaikan Mutu mengidentifikasi besarnya biaya- biaya mutu dan di mana
biaya- biaya itu timbul. Informasi ini dapat digunakan sebagai fokus untuk
mendorong Program tersebut.
4.
Kesadaran Mutu
Sebuah
Program Perbaikan Mutu mengandalkan komitmen seluruh pegawai. Setiap orang
harus dididik untuk menjamin bahwa mereka memahami peran mereka, dan dapat
memberikan sumbangan kepada Perbaikan Mutu. Pegawai juga perlu selalu
memperoleh informasi tentang kemajuan yang telah dicapai.
5.
Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja bertujuan untuk memusatkan
perhatian pada kinerja perbaikan bila kinerja proses saat ini diukur. Tujuan
perbaikan kemudian dapat ditempatkan sebagai sasaran, dan perbaikan- perbaikan
dapat dipantau.
6.
Pencegahan
Bisnis-bisnis
secara tradisional telah mengandalkan pemeriksaan output umtuk menemukan
kesalahan- kesalahan dan kemudian membetulkannya; ini merupakan suatu cara yang
tidak
efisien dalam menjalankan bisnis.Bagian Perbaikan Mutu yang penting adalah
pengakuan bahwa kesalahan- kesalahan bukannya tidak dapat dihindarkan tetapi
dicegah. Tindakan diperlukan untuk memastikan bahwa setiap masalah yang
mencegah perbaikan mutu ditandai dan tindakan- tindakan pembetulan diterapkan
untuk menghapuskan kesalahan- kesalahan itu. Sebuah sistem diperlukan untuk
mencapai hal ini pada sebuah dasar yang sedang terus berjalan.
1.7.
Peralatan Mutu
Pengawasan
Proses Dengan Statistik (Statistical Process Control-SPC) adalah sebuah cara
yang memungkinan operator menentukan apakah suatu proses sedang berproduksi dan
terus memproduksi keluaran yang sesuai dengan target. Hal tersebut dapat dicapai dengan menilai
parameter kunci atas sebuah contoh keluaran kecil yang dihasilkan pada saat
interval proses
itu berjalan.[14]
Menghasilkan
produk yang hanya berdasarkan spesifikasi dapat dipahami saat ini, tetapi setiap
variasi
dari nilai nominal sasaran mungkin menyebabkan penolakan dan pengerjaan ulang
lebih panjang di dalam mata rantai. Variasi- variasi dari nilai nominal dapat
juga menyebabkan masalah- masalah yang berarti dalam pengertian saling
ketergangtungan komponen di dalam produk yang rumit. SPC memungkinkan bisnis
untuk secara tetap
memperbaiki kinerja proses agar dapat mengurangi variasi keluaran. Kemampuan
mengurangi variasi keluaran dari nilai nominal ini dapat memberikan suatu
keunggulan persaingan yang dapat dibedakan, dan dapat memungkinkan harga
tambahan dibebankan kepada produk.
1.8.
Pemecahan Masalah
Banyak
masalah yang dihadapi oleh bisnis- bisnis modern saat ini adalah masalah-
masalah rumit atau melibatkan lebih dari satu kelompok pegawai. Seperti halnya
dengan tim desain harus bekerja dengan tim pemasaran untuk mengembangkan produk
yang dikehendaki oleh para pelanggan. Mereka juga harus bekerja dengan bagian
produksi untuk memastikan produk itu dapat dibuat dengan biaya efektif. Tim penjualan
dan tim produksi harus bekerja sama untuk memastikan bahwa produk
yang tepat akan diserahkan kepada pelanggan pada waktu yang tepat. Di dalam
semua tugas ini, terutama di mana sejumlah bagian terlibat, masalah- masalah
dapat timbul sehingga mencegah para pegawai untuk melakukan setiap tugas dengan
benar sejak awal. Masalah- masalah ini harus ditangani dan dihilangkan.
Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat mengakibatkan para pelanggan tidak puas
dan meningkatkan biaya.[15]
Untuk
memecahkan masalah secara efektif biasanya perlu dibentuk kelompok yang
membaktikan diri untuk memeriksa dan menghilangkan masalah- masalah itu. Ini
memerlukan dukungan manajemen untuk memastikan bahwa mereka mempunyai alat-
alat dan pelatihan yang benar yang memungkinkan mereka untuk menandai penyebab
asal masalah dan menerapkan tindakan pembetulan untuk menghapuskan masalah-
masalah tersebut.[16]
Agar sebuah tim pemecahan masalah dapat
menjadi efektif, tim ini perlu memahami bagaimana meneliti suatu masalah,
menemukan penyebab asalnya dan menerapkan penyelesaiannya. Untuk melakukan hal ini,
tim perlu mengetahui sederet teknik pemecahan masalah. Adapun metodologi dalam
pemecahan masalah memiliki langkah- langkah sebagai berikut[17]:
1.
Merumuskan Masalah
Sebelum
mulai meneliti sebuah masalah, sangat penting untuk memastikan bahwa masalah
itu sepenuhnya dipahami. Hal ini termasuk merumuskan gejala- gejala masalah dan
pemahaman proses yang menimbulkan masalah ini. Hal ini akan membantu
menghindari upaya yang sia- sia di dalam proses pemecahan masalah. Satu masalah
yang dipahami sepenuhnya dan dirumuskan, dengan sendirinya berjalan menuju
pemecahan.
2.
Mengidentifikasi dan Menggolongkan Penyebab- Penyebab
Masalah
Sesudah
satu masalah dan proses yang menyebabkannya dipahami sepenuhnya dan dirumuskan,
kelompok perlu memutuskan penyebab- penyebab masalah yang tampak paling
mungkin. Untuk menghindari meloncat ke kesimpulan, yang terbukti tidak benar,
perlu kiranya untuk menggunakan pendekatan yang sistematis dengan menandai
semua penyebab potensial.
3.
Mengumpulkan Data dan Menganalisis
Ketika
jumlah penyebab potensial telah dipersempit menjadi satu atau dua penyebab
masalah yang paling mungkin, maka perlu mengumpulkan data untuk memeriksa
penyebab masalah yang sebenarnya.
4.
Menerapkan Pemecahan Masalah
Ketika
masalah berakar pada masalah yang telah diketahui perlu menandai, mendapatkan
dukungan, serta menerapkan suatu pemecahan dengan berhasil untuk mnghilangkan
penyebab akar tersebut sekali dan seterusnya.
Dalam
praktik mungkin ada lebih banyak pemecahan potensial yang mungkin diajukan.
Kemudian perlu untuk menandai pemecahan yang paling efektif biaya, yang
mempunyai peluang paling baik untuk berhasil.
II.
Tanggapan
2.1.
Prinsip dan Unsur Pokok dalam TQM
(Manajemen Mutu Terpadu)
TQM
merupakan salah satu metode yang ada dalam manajemen. TQM pada dasarnya
merupakan suatu usaha yang digunakan dalam proses perbaikan guna mencapai suatu
hasil yang baik, khususnya dalam mutu atau kualitas dari suatu produk. Dalam
sejarahnya TQM lahir di Amerika pada tahun delapan puluhan. Terdapat empat prinsip
utama dalam TQM yang dalam hal ini dapat dipraktekkan, yaitu:
1.
Kepuasaan Pelanggan
Kepuasan
pelanggan merupakan sasaran utama yang harus dicapai, karena dalam TQM konsep
kualitas suatu produk tidak lagi tergantung kepada kesesuaian dengan spesifikasi
tertentu, tetapi kualitas suatu produk itu ditentukan oleh pelanggan. Semakin
tingg nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.[18]
Untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan maka diperlukan cara kerja yang sesuai dan baik
adanya. Dalam hal ini cara kerja yang dimaksud adalah terlebih dahulu menyusun
kerangka kerja secara sistematis dan teratur. Menentukan apa motivasi kerja
yang ingin dicapai, tujuan dari kerja tersebut serta pelaksanaan kerja tersebut
sehingga menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan.[19]
Kepuasan
pelanggan juga ditentukan oleh kualitas produk yang merupakan sesuatu yang
sangat penting di dalam suatu suasana kompetisi yang terjalin. Kalau ada
kualitas yang baik, maka harga bisa ditonjolkan, sedangkan kalau tidak punya
kualitas yang bisa ditonjolkan, maka tidak ada yang bisa menarik perhatian
pelanggan.[20]
Begitupun apabila ingin menarik
perhatian pelanggan, maka diperlukan juga strategi pengembangan produk dimana
strategi ini merupakan strategi pertumbuhan yang memperkenalkan produk- produk
baru pada pasar.[21]
2.
Respek Terhadap Setiap
Orang
Dalam
perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai
individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang sifatnya unik. Karyawan
merupakan sumber yang paling bernilai. Karena itu setiap orang dalam perusahaan
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terikat dan berpartisipasi
dalam tim pengambilan keputusan.
Dalam
hal ini diperlukan rasa percaya kepada karyawan untuk kreatif terhadap
pekerjaannya. Seorang karyawan tidak boleh dikekang oleh atasannya, namun
pemimpin atau atasannya tersebut harus mampu memberikan kebebasan kepada
karyawan untuk melakukan tugasnya dengan kretivitas yang tinggi serta melakukan
tugasnya untuk mewujdkan tujuan yang hendak dicapai.[22]
3.
Manajemen Berdasarkan
Fakta
Perusahaan
kelas dunia pada umumnya berorientasi kepada fakta. Maksudnya adalah setiap
keputusan selalu didasarkan pada data bukan sekedar pada perasaan. Data juga
menunjukkan keahlian kerja dari karyawan yang merupakan kemampuan teknis yang
berkenan dengan mengerjakan tugas dari atasan untuk mewujudkan hasil yang akan
dicapai. Data merupakan bukti nyata terhadap pekerjaan karyawan.[23]
4.
Perbaikan
Berkesinambungan
Sebuah
perusahaan selalu menginginkan kesuksesan dan menghasilkan sebuah produk yang
berkualitas. Untuk mencapai kesuksesan ini perlu melakukan proses perbaikan
secara sistematis dan berkesinambungan. Proses perbaikan secara
berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan usaha dari waktu ke waktu. Upaya
demikian sangat penting bagi perusahaan karena terkait dengan posisi di arena
persaingan bebas dalam pasar dunia yang mengglobal.[24]
2.2.
Penyebab kegagalan TQM
Secara
umum penyebab kegagalan TQM disebabkan oleh:
1.
Delegasi
dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajer senior
2.
Proses
penyebarluasan
3.
Menggunakan
pendekatan yang terbatas
4.
Harapan
yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Masih banyak kesalahan yang lain yang
sering dilakukna berkaitan dengan program TQM dalam suatu perusahaan. Apabila
suatu perusahaan benar- benar memahami konsep TQM sebelum mencoba
menerapkannya, maka kesalahan- kesalahan tersebut dapat dihindari. TQM dalam
sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dalam waktu tertentu
saja. TQM juga harus dilaksanakan dengan sistem koordinasi kepada anggota
karena peningkatan kualitas bukan saja tanggung jawab manajer semata, melainkan
tanggung jawab bersama dan harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan serta
kebutuhab yang harus dijawab.[25]
Begitupun dalam menangani konflik atau
masalah dalam suatu perusahaan hendaknya lah kadangkala terdapat pengambilan
keputusan yang hanya sepihak. Oleh karena itu hal ini tidak baik dilakukan
dalam perusahaan, maka apabila melakkan pengambilan keputusan secara bersama-
sama, maka itu berarti setiap keputusan harus merupakan perwujudan dari rasa
dan pemikiran secara bersama- sama. Dalam pengambilan keputusan maka pandangan
dan pemahaman orang lain harus dapat dipertimbangkan agar tidak menjadikan itu
sebagai konflik.[26]
2.3.
Strategi Perkembangan Mutu dalam Hidup
Strategi
hidup menerapkan manajemen mutu terpadu, adapun strategi yang dimaksud adalah:
1.
Bersikap realistis
terhadap mutu
Anda
harus benar- benar memperdulikan ataupun menerapkan akan manajemen mutu
terpadu. Berhentilah untuk berdebat dengan diri sendiri tentang keadilan dan
ketidakadilan yang menimpa anda. Di dalam kehidupan, ketika kompetisi dimulai
atau ketika dunia mulai mendatangi, anda sebaiknya sudah mempunyai sebuah
strategi yang benar- benar bagus dan mengetahui aturan main atau orang- orang
jahat yang akan mengambil segala apa yang menjadi hak anda. Tidak peduli apakah
kehidupan yang anda miliki sekarang ini bagus dan anda berharap dan dapat lebih
baik, atau kehidupan anda begitu berantakan sehingga anda harus mengubahnya. [27]
2.
Anda menciptakan
pengalaman hidup tentang manajemen mutu
Dalam
strategi, anda harus mengetahui dan menerima beban tanggung jawab atas hidup
anda sendiri. Mencari tahu peranan anda dalam menciptakan hasil tertentu di
dalam hidup anda. Mempelajari bagaimana memilih yang lebih baik agar mendapatkan
yang lebih baik caranya sangat mudah yaitu anda harus bertanggung jawab atas
hidup anda baik atau buruknya, berhasil atau gagalnya, gembira atau sedih, adil
atau tidak adil dalam hidup yang anda jalani.
Anda
tidak akan pernah menyelesaikan masalah dengan menyalahkan orang lain. Semakin
cepat anda menerima kenyataan yang terjadi maka hidup anda akan semakin cepat
menjadi lebih baik karena anda yang bertanggung jawab akan hal itu. [28]
3.
Dalam manajemen mutu,
anda tidak dapat mengubah apa yang anda tidak ketahui
Dalam
hal ini strategi anda, anda harus jujur mengatakan hal yang sebenar- benarnya
tentang segala hal yang tidak “berhasil” di dalam hidup, baik kepad diri
sendiri maupun kepad orang lain. Berhenti membuat alasan- alasan pembenaran dan
mulailah menghasilkan sesuatu. Jika anda ingin menentukan strategi untuk
menghadapi hidup maka anda harus berani mengatakan dimana “posisi” anda
sebenarnya di dalam hidup anda sekarang ini. Anda harus jeli karena salah
mengemukakan hal yang sebenarnya atau lalai mengemukakan hal yang sebenarnya
merupakan kebohongan terhadap diri sendiri yang anda lakukan secara tidak
sadar. Mengakui dalam hal ini berarti anda benar- benar melakukan konfrontasi
dengan diri sendiri tentang apa yang anda lakukan atau yang tidak lakukan, ataupun
yang anda pilih sehingga meerusak hidup anda.[29]
4.
Hidup memberikan
penghargaan kepada suatu tindakana yang nyata
Anda
harus membuat strategi akan sebuah keputusan dengan hati- hati, lalu
realisasikan. Pelajari bahwa orang lain tidak akan mempedulikan suatu pemikiran
tanpa disertai dengan tindakan. Respon dan hasil yang anda terima dari
oranglain, situasi apapun itu, dipicu oleh ransangan yang anda berikan, yaitu
tindakan anda. Anda akan memprogram diri anda untuk menerima dalil kehidupan
dan mulai berfungsi untuk tingkat yang lebih tinggi. Dengan menjadikan sukses
dan gagal sebagai tolak ukur untuk hasil yang anda ciptakan, itu berarti anda
melakukan tindakan yang keras dalam mengevaluasi diri. Jika anda akan memulai
mengukur hidup dengan mendasarkan pada hasil yang anda ciptakan, berarti anda
juga tidak menerima alasan- alasan pembenaran dari oranglain. Dalam hal ini
anda ingin mendapatkan hasil yang sebenarnya bukan sesuatu yang diinginkan,
dalam suatu alasan yang sangat logis. [30]
5.
Kehidupan seharusnya di
manajemenkan bukan diperbaiki.
Kehidupan
itu di manajemen bukan diperbaiki, strategi anda belajarlah mengambil lah alih
tanggung jawab hidup dan pertahankan karena hidup anda tidak akan pernah lepas
dari masalah dan tantangan. Di sini anda “memainkan” dua peranan, sebagai
manajer sekaligus kliennya. Untuk “menjiwai” peranan manajer, anda harus bisa
membayangkan sebagai seorang pimpinan yang harus mampu bertindak dan berpikir.
Anda harus memperlakukan diri anda sebagai orang lain yang memberi jalan dan
menilai secara objektif bagaimana kerja anda. Jangan membuat kesalahan: anda
adalah seorang manajer dan tugas anda adalah memanajemen hidup sehingga
menghasilkan kualitas yang lebih tinggi. Jika anda tidak bekerja dengan baik
maka anda harus bangkit dan harus waspada.[31]
6.
Anda harus mengetahui
apa yang anda inginkan dalam mengembangkan mutu hidup anda.
Dalam
strategi anda ketahuilah apa yang anda inginkan, anda harus tahu dengan jelas
dan pasti apa yang menjadi keinginan anda kemudian lakukan suatu tindakan. Jika
anda tidak mengetahui persis apa yang anda inginkan, itu merupakan suatu
masalah. Jika anda tidak dapat mengatakan apa yang anda inginkan, maka anda
tidak akan pernah bisa mengklaimnya. Kebanyakan orang tidak tahu bagaiman
mendeskripsikan apa yang anda inginkan karena mereka tidak punya petunjuk
apapun tentang apa yang mereka inginkan sebenarnya. Karena mengetahui apa yang
benar- benar anda inginkan sangat mendasar, anda harus berhati- hati menetukan
apa yang benar yang anda inginkan. Anda juga harus memperhatikan faktor waktu
untuk mendapatkan apa yang and inginkan, kesempata- kesempatan untuk meraih
yang anda inginkan terkadang mempunyai batas waktu. Dalam hal ini anda harus
tegas kepada setiap tujuan yang anda tentukan, sama halnya jika anda “keluar
jalur” dari arah yang menuju sasaran, anda juga akan tahu dan bisa
merasakannya. Jika tahu tujuan anda, anda akan tahu man tingkah laku dan
pilihan yang mendukung dan mana yang tidak.[32]
III.
Kesimpulan dan Saran
3.1. Kesimpulan
Ø
Manajemen
mutu terpadu (TQM) membutuhkan bagaimana perubahan tentang bagaimana sebuah
perusahaan melakukan kegiatannya, di dalam TQM membutuhkan perubahan dasar,
falsafah dari setiap orang dalam perusahaan akan manajemen.
Ø
TQM
adalah memperbaiki mutu dengan menghapus ketidaksesuaian dalam setiap kegiatan
perusahaan.
Ø
Perbaikan
mutu adalah tentang memperbaiki kemampuan sebuah bisnis untuk ememnuhi
kebutuhan para pelanggan. Perbaikan mutu adalah mengembangkan pendekatan guna
memastikan bahwa barang dan jasa dihasilkan hanya untuk memenuhi pelanggan dengan
penekanan biaya serendah- rendahnya.
Ø
Sistem
manajemen mutu (QMS) yang sah memberikan ajminan bagaiman pelanggan perusahaan
mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan yang sesuai dengan
kebutuhan- kebutuhan.
Ø
Masalah
berakar pada masalah yang telah diketahui perlu menandai, medapatkan dukungan
serta menerapkan suatu pemecahan dengan berhasil untuk menghilangkan penyebab
tersebut.
3.2. Saran
Ø
Agar
setiap perusahaan yang ingin menjadi perusahaan berkembang dan berlanjut terus
menerus hendaknya menggunakan sistem manajemen mutu terpadu (TQM)
Ø
Dalam
menerapkan TQM, sebuah perusahaan maka perusahaan harus memerlukan suatu sistem
manajemen mutu (Quality Management System)
Ø
Apabila
terjadi kegagalan dalam penerapan TQM diperlukan hal- hal pendukung yang
menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran yang tidak adakn terulang lagi.
Ø
Dalam
merubah yang ada harus fokus terhadap orangnya, bukan kepada Badan Usaha yang
dikelola.
Ø
Hendaknya
ada hubungan organisasi dan strategi yang dilakukan sehingga terciptanya hasil
yang memuaskan.
[1]Lesley Munro Faure & Malcolm Munro
Faure, Implementing Total Quality Management (Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu), Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002, hlm.1-7.
[2]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.10-12.
[3]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.31-33.
[4]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.14-16.
[5]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.35-38.
[6]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.53.
[7]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.71.
[8]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.89-91.
[10]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.98-99.
[11]Lesley & Malcolm, Op. Cit.,
hlm.113-120.
[18] Jahenos Saragih, Manajemen
Kepemimpinan Gereja, Jakarta: Suara GKYE Peduli Bangsa, 2008, hlm.31- 33.
[19] Radesman Sitanggang, Memimpin Sesuai
Amanah, Pematangsiantar: L-SAPA, 2006, hlm.36- 38.
[20] Hariono Soemarsono, Manajemen Plus,
Bandung: Lembang Literatur Baptis, 2004, hlm. 105.
[22] Kouzes dan Posner, Menjawab Tantangan
Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2006, hlm.74- 75.
[23] Yakob Tomatala, Pemimpin yang Handal,
Jakarta: YT Leadership Foundation, 1996, hlm. 83.
[24] John B Pasaribu, Management
Kepedulian, Jakarta: Yayasan JBP, 2008, hlm.108.
[26] Model- model kepemimpinan sejarah gereja dalam
sejarah, Sikpan Sihombing dalam Jurnal Teologi Vocatio Dei hal 54.
[27] Philip C.McGraw, Life Strategies: Strategi Hidup, Dahara Prize, Surabaya, 2004: hlm.
2-4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar